Hari di mana orang-orang mulai disibukkan kembali dengan berbagai aktivitasnya. Termasuk saya (duileeeh.. :p). Ga sibuk sih, kerjaan sekarang cuma berusaha merampungkan tugas akhir di kampus. Dan karena mengerjakannya dengan prinsip 'santai' maka banyak aktivitas lain yang lebih menggugah untuk dikerjakan (haha, sebenernya ini yang dinamakan 'godaan skripsi' :D). Saya akan berbagi pengalaman hari Senin saya di minggu pertama Oktober ini.
Bermula dari ulah adik laki-laki saya yang nekat mengendarai motor tanpa...SIM. Usia dia masih sama kayak Justin Bieber lah (Eh si Bieber umur 16 kan??) ini artinya baru tahun depanlah dia resmi mendapatkan Surat Izin Mengemudi. Tapi dasar bandel, dia pergi hanya berbekal helm, mengenai STNK?? Dia pun lupa membawanya. Ckckck. Untung tak dapat diraih, sabtu malam itu banyak polisi yang 'malam mingguan' di jalanan demi menegakkan keadilan (ciyeeeeh :p). Mereka menjaring para pengendara motor yang bisanya hanya bisa berkendara tapi tidak bisa ber-lalu lintas. Tentunya adik saya terkena operasi tersebut. Pelanggaran yang dilakukan adik saya tergolong parah, beda tipis sama maling yang mengendarai motor tanpa surat-surat. Hmm. Bisa denda di tempat dengan biaya 100ribu rupiah tapi saat itu adik saya hanya membawa 35ribu rupiah. Haduh. Akhirnya hari Senin kemarin lah saya yang menebus motor yang tengah 'disandera' oleh polisi. hoho.
Perlengkapan untuk menebus motor :p
Pagi sekitar pukul 9 saya naik angkot menuju sebuah polsek yang berada di Pinus Regency. Perjalanan sempat terhenti di sekitar perempatan Jatinangor-Jalan Tol Cileunyi. Ada beberapa polantas yang berjaga di area yang selalu semrawut itu. maklum, tak ada lampu lalu lintas. Biasanya hanya ada sukarelawan berbekal peluit yang membantu mengatur lalu lintas di situ. Kali ini polantas memberhentikan sementara semua lajur kendaraan. Nampaknya akan ada rombongan yang lewat. Setelah menunggu kira-kira 10 menit, ternyata ada rombongan pebalap sepeda yang melintasi area ini. Oh, ada event balap sepeda internasional, toh. Pantesan ada beberapa bule yang ikut balap. Saya sampai ga sempet mengabadikan momen ini karena ada bule yang ngeliatin saya (hahaha, ge-er abis :p). Sesungguhnya saya ribet kalo harus memotret momen ini, jadi lebih baik dokumentasinya saya simpan di mata saya (ngeles :p).
Suasana pada saat kejadian
(yang ini sempet motret sendiri. hoho)
Pic not mine. Ini ngambil dari web yang bersangkutan.
Setelah rombongan pebalap ini lewat, polantas yang sedang bertugas langsung cabut gitu aja. Ya jelas tu kendaraan yang jadi macet panjang jadi semrawut lagi, pada dulu-duluan untuk tancap gas. Melihat kejadian ini, baru deh polantas-nya balik lagi untuk menertibkan. Ckckck. Untung polantas-nya agak sigap, lagian ini udah kewajiban mereka kan. Semangat dong, Pak! :D
Saya pun menaiki angkot selanjutnya. Pokoknya, saya sampai di TKP menggunakan 3 angkot. Tiba di polsek, saya langsung menyerahkan surat tilang. Awalnya saya dilayani oleh seorang polwan yang sedang sibuk melihat katalog produk kecantikan (polwan juga butu bersolek, dong! hehehe :D). Katanya berkas surat tilang adik saya belum masuk. Hmm. Ya saya sih nunggu aja sambil ngangguk-ngangguk. Toh kalo saya berlaku tidak menyenangkan, ntar kena pasal deh. Ntar saya deh yang harus ditebus :p
Polwan tadi malah memuji nama adik saya, "Wah, bagus yaa namanya.." Saya hanya menjawab dengan, "He-he-he..." :D Tak lama berselang, ada polisi muda yang namanya sama kayak dosen wali saya (jadi inget skripsi deh :p), dia yang melayani kasus penilangan ini. Saya mengajukan titip sidang dengan menyerahkan rupiah sesuai yang tertera di surat tilang (biaya minimum deh ). Setelah melihat STNK, polisi tadi mengharuskan saya memperbanyak dulu STNK-nya di fotocopy terdekat. Terdekatnya itu di... Gedebage. Alamak. Males aja saya balik lagi ke arah gedebage, mening saya langsung pulang deh :p Saya mengajukan banding (yaelah bahasanya 'banding' :p),
Saya: "Pak, kok di sini ga disediakan tempat fotocopy?? (langsung mendapat ide bagaimana kalau saya membuka lapak usaha di situ. hehe). Atau nanti saya kirim email deh, di-scan dulu? Gimana?"
Polisi: "Hmm..bagaimana yaa.."
Polisi: "Hmm..bagaimana yaa.."
Polisi tersebut agak lama berpikir sambil terus memandangi saya, eh salah, memandangi STNK yang dipegangnya. Sambil memanaskan motor saya, polisinya bilang:
"Yaudah lah ga apa-apa.."
"Yaudah lah ga apa-apa.."
Yeay! Akhirnya saya pulang deh. hoho. Polisi kan mitra masyarakat, jadi harus penuh pengertian (saya menyalahgunakan fungsi polisi. hehe :p)
Dengan kecepatan kira-kira 60-80 km/jam saya tancap gas menuju rumah. Eh tapi sebelumnya harus mampir-mampir dulu ke Jatinangor, ada beberapa urusan. hehe. Sampai rumah dalam keadaan kegerahan, yang saya lakukan adalah minum Jus Stroberi sambil rebahan di lantai. ADEM SEKALI! :) Sambil merekap kejadian pagi itu, saya menasehati adik saya:
"Jangan dulu nekat pakai motor, tunggu sampai Januari dan dapat SIM baru boleh.."
Motor telah ditebus, superhero telah berleyeh-leyeh di rumah (mana ada superhero pemalesan gini :p). Semoga hari-hari saya berikutnya banyak mendapatkan pengalaman berharga :)
Salam, QPE!
Pengendara yang selalu berusaha taat aturan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan santun ber-komentar!