QPE

QPE

Kamis, 29 September 2011

Perjalanan Malam Bersama Anak Punk :D

      Bonsoir!
J'ai des doulers partout. huhuu (Laah, malah ngomong pake bahasanya Mrs.Carla Bruni. hehehe)

     Tulisan saya di akhir September ini akan mengisahkan tentang perjalanan saya (sendirian as usual) dari Bandung menuju Desa Rancaekek menggunakan KRD Ekonomi pukul 20.00 WIB.
Kejadian tepatnya adalah Minggu malam, 25 September 2011. Saya diharuskan menaiki kereta terakhir yang menuju stasiun di komplek rumah saya, yaitu kereta yang seyogianya berangkat pukul 20.00 tapi kala itu harus mengalami keterlambatan sehingga pukul 20.30an saya baru bisa menjumpai 'ular besi' ber-tiket 1000 rupiah ini (masih ada oknum penumpang yang ga bayar, lho! ckckck. Jangan ditiru ya! :D)

     Saat menunggu kereta di jalur 2, seorang Ibu paruh baya tiba-tiba curhat mengenai kesalnya beliau akan keterlambatan ini, "Suami saya udah nungguin di rumah", ujarnya. Ah, so sweet. Really. Saya belum pernah menikah sih tapi buat saya ini sweet banget! Hehehe. Baiklah, saya lanjutkan lagi! :) Tak lama, petugas kereta 'curhat' melalui pengeras suara mengenai akan berjalan kereta langsung Kahuripan di jalur 3. Akan ada dua kereta api yang mengapit saya yang kebetulan berada di antara keduanya. Tentunya saya dan yang lainnya harus hati-hati karena keserempet kereta api itu sungguh ga keren mengerikan! Suasana agak riweuh karena suara kereta dan klakson-nya, suara peluit, suara petugas serta suara gumaman penumpang menjadi satu. Akhirnya kereta yang akan mengangkut saya tiba juga. Sebuah penantian panjang, laiknya penantian Amira akan kembalinya Aini, sang buah hati (Astaga kok jadi sinetron, sik! :p)
Suasana di Stasiun Bandung pada Minggu malam 

     Kedaaan saya kala itu, agak lelah. Agak kegerahan juga karena apa? Kereta yang biasanya memberikan Air Conditioner alami melalui jendela-jendela yang kacanya pecah dilempar oknum warga, harus terhalang oleh banyaknya orang. Perlu anda ketahui juga, saya berada di lapis ketiga. Maksudnya, posisi kursi yang memanjang seperti pada mobil angkot telah terisi penuh, posisi orang berdiri berpegangan pada besi (Fyi, pegangan aslinya udah ga ada mungkin karena dimakan usia. hehe) penuh sesak, sehingga saya berdiri tepat di tengah dan tanpa pegangan. Beruntung, saya sedang menaiki kereta yang kecepatannya sama kayak kecepatan nenek saya lagi sprint (lebay! :p) hehehe, yang jelas kalo saya pake shinkansen, udah terombang-ambing kali (kali yaa, belum pernah nyoba juga soalnya :D)

     Kereta pun mulai berjalan... Seperti biasa, yang saya lakukan adalah menjadi seorang pemerhati :) Inilah yang terjadi di gerbong yang saya amati...
"Senter. . Senter.."
Teriak penjual alat penerang sambil menjajakan barang dagangannya. Ada beberapa berkas cahaya yang memantul kesana kemari. Tak lupa saya harus 'menipiskan' badan saya untuk memberi jalan kepada mamang tersebut. Setelahnya, ada mamang penjual kerupuk kulit. Barang dagangannya tidak banyak sehingga bisa diangkut dengan dua tangan ke atas kepala. Di belakang saya ada seorang hijabers yang tingginya mungkin 170-an, kadang saya menyender pada bahunya jika kereta berhenti terlalu mendadak. Di depan saya ada beberapa orang yang mungkin pulang belanja. Sesekali saya bisa melihat beberapa penumpang yang duduk. Ada seorang nenek tua, seorang remaja yang mengenakan kacamata nerdy dan seorang pemuda serta bapak-bapak. Lho, pemuda dan bapak-bapak??? Hmm, ga usah main gender deh. Hehe. Ini kan kereta terakhir, wajar semua orang lelah dan kelelahan tidak mengenal gender, bukan?! Selagi sesama manusia, ya pasti ada capeknya. Kecuali jika ada nenek tua atau seorang Ibu yang menggendong bayi, pemuda dan bapak-bapak itu harus mengalah. Ah iya! Di kereta tersebut ada seorang Ibu yang tengah menggendong bayinya yang tak henti menangis sepanjang perjalanan. Mungkin bayi mungil tersebut amat kegerahan. Untungnya ada seorang pemuda anak punk yang memberikan kursinya pada Ibu tersebut.
(Foto hanya ilustrasi)
     Ya, ANAK PUNK!
Ada apa memang?? Kenapa saya terkesan begitu tertarik pada anak punk. Ini tak lain karena konon Avril Lavigne itu adalah Punk Princess (Err, maaf saya ga nyambung. hehe.) Ini karena mayoritas penumpang kereta api saat itu adalah segerombolan anak punk yang rata-rata berkaos hitam dan dengan rambut yang bergaya kipas Cina. Hehehe. Bukan maksud menjatuhkan, tapi saya kurang paham istilah rambut begitu apaan, ya istilahnya 'rambut-punk' aja kali yaa. . Tapi saya akui rambut begitu keren juga. Kok bisa tegak lurus gitu sih?? Pake lem?? Ah sudahlah...
Ini tentunya kejadian langka di mana penumpangnya rata-rata adalah anak Punk.

'Just gonna stand there and watch me burn'


Itu adalah bunyi notif sms dari hape hijabers di belakang saya *ga penting ya. hehe* Lalu saya penasaran, ada festival band apa dan di mana sih sampai-sampai anak punk tumpah ruah di sini?? Pas saya sedang bertanya-tanya di dalam hati, sekumpulan mbak-mbak di depan saya juga penasaran dan langsung menanyakan hal tersebut ke anak punk terdekat. Saya pun mencuri dengar (sebenernya ga nyuri juga sih, orang suara mereka kenceng-kenceng. hehe)

Mbak 1: "Emang ada acara di mana sih?"
Anak Punk: "Di Cimahi, dari jam 9 pagi sampai jam 9 malem.."
Mbak 1: "Oh, kayak ada Burger Kill juga yaa.."
Anak Punk: (hanya tersenyum)
Mbak 2: "Ah iya saya tau Burger King! Eeeeeh, Burger Kill! Hahaha, beda tipis yaa!"

     Kesimpulan yang saya bisa dapet dari overheard di atas adalah:
1. Keren juga ada festival band 12 jam, dari pagi lagi!
2. Pantesan banyak anak Punk dari segala penjuru Bandung yang rela dateng..
2. Mbak 2 bikin saya laper deh, jadi ngebayangin di kereta ini ada yang jual Whopper (-_-)'


Just gonna stand there and www... *terpotong*

Sms si mbak hijabers bunyi lagi, nampaknya dia lagi sms-an. Padahal rawan lho di kereta ini ngeluarin hp, tapi pinter-pinter jaga barang bawaan aja. hoho.
Balik lagi ke anak punk, di Stasiun Cikudapateuh ada beberapa anak punk yang turun. Dan ternyata ada anak cewenya, rambutnya keren, saya pikir botak di pinggir gituh, ternyata dicat putih. hoho. Terus ada beberapa anak cowo dengan jaket ber-paku spike (eh apa deh istilahnya??) dan berambut campur merah-hitam. Ya gitu lah style-nya, PUNK ABIS! hehe. Mereka turun dan setelah saya liat ke belakang, masih banyak anak punk yang lain. Tiba-tiba sekumpulan anak punk di belakang saya menyanyikan lagu 'selamat ulang tahun' dengan gitar kecillnya. Hah, ga salah tuh lagunya! Umm, that's not my business by the way. . mungkin lagi ada yang ulang tahun.

"Selamat... Hahahaha. Ulang tahun... hahaha. Hahaha.. Selamat...!"

Lagunya dinyanyikan dengan sangat ceria deh sama mereka. Hehe. Setelah itu, beberapa anak punk turun di St.Kiaracondong. Setelah mereka berhenti bernyanyi, ada lagi penyanyi lain. Oh, kali ini benar-benar pengamen yang membawa radio+mic lalu menyanyikan lagu (kalo ga salah denger) 'PASRAH' :D Saya ga tau liriknya gimana. Haha. Anak punk itu lalu ada yang duduk selonjoran dan duduk bersila di lantai gerbong. Ada yang saling pijat dan saling menghibur. Nah, inilah yang ingin saya utarakan. Umm, sebentar, ada mamang Mangga lewat.

"Buah..buah..buah.. 3rébuan hiji sok nyéépkeun..."

     Buah mangganya nampak ranum dan manis, lho! Kenapa saya ga beli?? Umm, no sufficient money, maaan! hehehe. Balik ke topik ya! Hal yang ingin saya utarakan adalah, kita jangan takut akan segerombolan orang. Di dalam kasus ini ya kita jangan takut akan segerombolan anak punk. Mungkin jika kita risih itu wajar, apalagi untuk sebagian orang tua yang pasti akan berkomentar: "Ya ampun, kelakuan anak jaman sekarang..."  Ya itu ga salah juga sih. . Tapi yang ingin saya tegaskan, mereka hanya sekumpulan anak muda yang telah selesai melangsungkan kegiatan self-pleasure-nya, yang menggunakan moda kereta api untuk pulang, dan mereka dalam keadaan CAPEK. Ya! Capek karena habis jejingkrakan atau apalah saya juga kurang tau. hehe. Toh mereka tidak membuat onar, kalaupun membuat onar, ya saya juga agak ngeri, saya langsung pake wig punk deh cari aman (emang ada wig punk?? Arrgh sudahlah). Tiba di St.Cimekar, wow, ternyata banyak anak punk yang turun di sini. Suasana di gerbong sudah tidak begitu sesak, apakah saya bisa duduk?? Haha, masih belum. Saya kini ada di posisi lapis ke-2, lumayan bisa pegangan. hehe.
Sekumpulan ANAK PUNK
 (foto hanya ilustrasi dan dapet dari google. hoho)

     Waduh! Ternyata mash ada deng anak punk di depan saya. Mereka ada sekitar 8-14 orang lah, saya ngasal juga ngitungnya. hehe. Ada beberapa anak cewenya juga yang pake celana jeans pendek ketat (saya himbau agar dia sudah minum obat pencegah masuk angin. hehe). Mereka masih bersenda gurau, saling ngaheureuyan dan bernyanyi-nyanyi kecil. Mungkin mereka akan turun di stasiun berikutnya, atau di staisun tujuan akhir. Beberapa orang merangsek ke depan pintu, pintu kereta yang.. voila! pintunya ga ketutup! Ini udah lumrah, pintu ga ditutup selain karena memang rusak ya sebagai ventilasi kami para penumpang kereta seribu rupiah. Eh, HEY! Di mana kondektur-nya??Hmm, saya lupa ada kondektur yang memeriksa tiket atau tidak, yang jelas, sampai saya pulang, saya masih menggenggam tiket yang mulai kusut karena kerasnya genggaman bercampur keringat. Akhirnya tiba juga di St.Rancaekek. Ini artinya saya harus turun. Ada beberapa anak punk juga yang turun, dan ada yang belum. Berarti mereka yang belum turun itu menuju stasiun tujuan akhir.

     Alhamdulillah..
Akhirnya sampai juga saya di komplek perumahan yang didiami orangtua saya :) Perjalanan menempuh waktu kira-kira 45 menit - 1 jam. Biasanya sih kalo pake kereta yang tiketnya Rp 5000, perjalanan menghabiskan waktu 20-30 menit saja. Tapi tidak apa, ini nampak sebanding dengan uang yang saya keluarkan. Eh tapi saya dapet pengalaman berharga juga, berkesempatan untuk sedikit memperhatikan sekumpulan anak punk :D
Di rumah, saya langsung cari lem kayu untuk menata rambut saya ala punk style gitu. HAHAHA. Ini hoax! :p Setibanya di rumah, saya bersiap-siap untuk istirahat. Tidur dan... bangun lagi di keesokan harinya. Semoga saya selalu bisa mendapatkan pengalaman berharga dan bermanfaat :)

     Terimakasih untuk siapapun yang telah membaca ini! Kalian keren! Pasti kalian gemar membaca! hehe :D
Sekian dari saya..

Salam,
Qatrinnadya, Konsumen setia kereta api :)