QPE

QPE

Jumat, 24 Oktober 2014

Abdi Negara

Abdi negara tapi sama sekali tidak mengabdi pada negara.

Menjengkelkan jika pernah berurusan dengan beberapa oknum tersebut.
Pekerjaan mereka terbilang 'mulia', bergosip. Itu yang terlanjur dipergoki.
Ada warga yang membutuhkan, pasang muka masam.
Mereka menolak bekerja yang sepatutnya.
Ada rupiah?
Oh, berapa dulu nominalnya?

Gajinya kecil?
Pekerjaannya membosankan?
Punya hidup yang jauh dari menyenangkan?


Memang warga meminta apa?
Meminta haknya.
Apa prosedurnya?
Akan dipatuhi.
Bahkan 'kebijakan' akan uang pelicin pun disanggupi.

Ibunda pernah dipersulit untuk mengurus surat-surat kematian ayahanda.
Oknum tersebut merasa pahlawan?
Merasa dibutuhkan karena memiliki 'super power'?
Kadang mereka senyum saja tidak.
Senyum harga mati, bukan?
Walau itu merupakan sebuah senyum yang dibeli.
Sebuah senyum yang sudah termasuk dalam hitungan gaji.

Pasti ada manusia yang tak mau bersimpati. Bahkan berempati.
Padahal mereka mampu, hanya saja tidak mau.
Uang. Uang. Uang.
Tak pernah mengetahui rasanya ditinggal mati, barangkali?
Lalu harus mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kematian itu menyakitkan hati, tak memahami?
Memang dari banyaknya orang baik yang mengurus kematian ayahanda,
hanya ada satu 'pahlawan' ini yang tak beretika.

Sampai suatu ketika oknum tersebut mati. Oh, meninggal.
Bagaimana?
Mampu mengurus surat kematian sendiri?
Sanggup menerima balasan perbuatan semasa hidup dilimpahkan pada keluarga yang ditinggalkan?
Memalukan.

Ayahanda wafat sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Itu yang banyak orang bilang. Terima kasih tak terhingga.

Lalu orang tadi?
Meninggal tanpa berjasa sama sekali. Setidaknya untuk Ibunda.

Tak harus berpangkat khusus untuk menerima hak.
Tidak karena berkasta rendah sehingga wajar dihujat.
Memangnya kita ini apa?
Semua wujud sama, manusia.
Hak juga sama.
Namun pilihannya sebagai abdi negara itu sudah keputusan sendiri.

Ah, untung saja orang seperti itu hanya sedikit.
Setidaknya jika dibandingkan dengan pengalaman lainnya.
Banyak yang membantu. Banyak sekali.
Bahkan memberitahu sesuatu.
Ya, jika bodoh tentang peraturan yang berlaku, akan dibuat mengerti.
Jika tak membayar sepeser pun, tak akan diadili.
Hormat untuk mereka.
Dan sepucuk do'a untuk keluarganya.

Bagi mereka abdi negara yang tak mengabdi pada negaranya,
CIH! Mereka pikir mereka itu apa...


-Qatrinnadya-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan santun ber-komentar!