QPE

QPE

Jumat, 31 Desember 2021

DERETAN KISAH PELECEHAN SEKSUAL

Bismillaah...

    Di era media sosial dengan akses informasi yang begitu cepat--secepat kilatan cahaya, kita bisa mengetahui dengan mudah beragam perilaku manusia. Salah satunya mengenai kasus pelecehan seksual.


    Dari tahun ke tahun, aksi bejat ini terus menghiasi perjalanan manusia. Begal Payudara, Predator Sex Ratusan Pria di Tanah tempat The Beatles mencatat sejarah, bahkan kasus oknum polisi yang membuat seorang mahasiswi bunuh diri karena diperkosa.


    Pelakunya beragam latar belakang, tindakannya halal dikecam. Namun hukum di dunia terkadang malah membuat korban bungkam.


    Berikut adalah deretan kisah pelecehan seksual yang berhasil penulis rangkum dan perilisannya di blog ini sudah mendapatkan persetujuan dari yang bersangkutan.  Sekali lagi, para pembaca dihimbau agar berada di dalam kondisi sangat stabil untuk dapat menyelami kisah-kisah berikut ini.


Disclaimer:

    Tujuh kisah nyata ini tidak akan memuat nama pun inisial. Hal ini demi keamanan dan kenyamanan korban tentunya. Penulis berlepas diri dari interaksi apapun yang melibatkan pelaku di kemudian hari. Terima kasih.


1. "Tunas Kelapa"

     Peristiwa 'membingungkan' ini menimpa seorang siswi yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kejadian tepatnya agak kurang diingat oleh korban, mungkin saat ia kelas 3 atau lebih.




    Siswi tersebut menjadi salah satu delegasi sekolah untuk ikut lomba pramuka. Singkat cerita, begitu lomba selesai dan satu regu pulang menaiki angkot sewaan, siswi ini diminta duduk di bawah karena kursi penumpang penuh.


    Di bawah itulah siswi tadi didekap dari belakang oleh pelaku. Mulai risih namun tak bisa berkutik, siswi tersebut kemudian harus merasakan ciuman di bagian tengkuknya. Ia yakin bahwa itu bukan bentuk kasih sayang terhadap seorang siswi. Namun ia bergeming. Seragam pramuka dan semangat Trisatya serta Dasa Dharma di dalamnya tak mampu membuat siswi tersebut melawan.

Ia ketakutan.


    Satu hal yang penulis tahu, sejak saat itu siswi tersebut selalu cemas ketika sekolah dan berharap agar cepat lulus. Ditambah ia juga tak menceritakan peristiwa traumatis tersebut ke siapapun.



2. "Jiran Jijik"

    Bermula dari aktivitas seorang siswi kelas 4-6 SD yang tengah bersepeda santai di sore hari. Olahraga ringan tersebut ia lakukan sendirian di sebuah hunian yang terpantau aman dan nyaman tanpa preman.



    Lalu ada dua orang anak lelaki yang bersepeda juga dari arah berlawanan dan dari kejauhan nampak tidak membuat pergerakan yang mencurigakan.


    Satu laki-laki mungkin sepantaran anak SMA sedangkan yang lainnya masih Sekolah Dasar juga. 

Begitu mendekat, sekonyong-konyong kedua lelaki tersebut mengapit siswi tadi lalu mulai melancarkan aksi bejatnya. Satu laki-laki menggerayangi paha siswi tadi dan yang lainnya mengelus punggung siswi tersebut.


    Shocked!

    Ditambah begitu mendengar tawa terkikik dari kedua laki-laki tersebut, emosi siswi tadi begitu bergejolak. Ia hanya seorang perempuan dengan celana panjang kargonya dan kemeja lengan pendek yang sedang menikmati senja menggunakan sepeda.


    Ia coba lapor ke circle terdekat namun mendapat respons yang kurang membuat nyaman.


    Setelah peristiwa traumatis tersebut, yang penulis tahu bahwa siswi tadi begitu jijik dan muak harus tetap tinggal di lingkungan yang sama dengan pelaku pelecehan amoral tersebut. Hari demi hari harus dilewati dengan fakta betapa puasnya mereka setiap melihat wajah siswi tersebut, mereka selalu tertawa, menertawakan. Seakan mereka telah melakukan sebuah misi peradaban dan berhasil menaklukkan sebuah tantangan besar. PENGECUT!!!


    Siswi tadi sedikit lega ketika para pelaku bejat tadi harus pindah rumah. Tak bisa dibayangkan jika sang siswi harus bertumbuh sembari melihat tetangga depan rumahnya yang tak lebih hanya sebagai manusia tak berguna.


3. "Friggin' Insane"

    Ada kisah seorang siswi SMP yang berada di tempat ternyamannya yaitu rumah. Saat ada teman sekelas yang nyamper untuk sebuah keperluan, siswi tadi keluar. Tepat di depan rumah, aksi bejat ini terjadi begitu cepat.




    Ada seorang anak lelaki mungkin masih kelas 4-5 SD yang agak berlari, menyergap, lalu meremas payudara siswi tadi dari belakang.


SHOCKED!

    Ditambah temannya pun ikut bergeming karena masih mencerna hal apa yang baru saja terjadi.


    FYI, pelaku bejat tadi dikabarkan tengah mengalami kesehatan mental yang buruk. Tapi menurut korban, hal tersebut tidak serta-merta membenarkan perbuatan pelaku. Alih-alih manusia 'sehat' lain yang harus waspada dan berdiam diri di rumah ketika pelaku berkeliaran, alangkah baiknya si pelaku lah yang "dikurung".


    Tindakannya sungguh meresahkan dan tidak dapat ditoleransi. Pelaku yang 'salah', yang harus diobati, bukan manusia lain yang harus memaklumi. Pelecehan tetaplah pelecehan. Apakah Anda mau bergerak tapi menunggu dulu sampai ada manusia lain yang kemudian menjadi 'gila' juga karena rasa trauma akibat pelecehan seksual ini?

Tentu tidak!


    Siswi tadi juga tidak menceritakan kejadian buruk ini pada siapapun. Hanya teman sekelasnya yang menjadi saksi hidup bahwa pencabulan itu nyata adanya di depan mata.


4. "Sepatu Converse"

    Di sebuah pagi yang cerah, ada satu kelas tengah mengadakan kegiatan eksperimen. Mungkin mata pelajaran Biologi yang membahas tentang komponen biotik-abiotik. Para siswa diharuskan untuk belajar langsung di area lapangan.





    Mereka duduk melingkar sambil saling berkenalan karena baru saja menginjak kelas 1 SMP di mana cukup diperlukan proses adaptasi dari anak SD beralih menuju anak remaja.


    Berhubung per kelompok tidak bisa melingkar semua, ada beberapa siswa yang harus berdiri.


    Lalu ada seorang siswi yang begitu fokus memerhatikan tugas kala itu. Teramat fokus, siswi tadi mulanya tidak menyadari bahwa ada hal yang salah. Ia dalam kondisi jongkok dan sibuk dengan alat tulisnya.


    Lama-kelamaan ia mulai merasa kurang nyaman karena ternyata ada ujung sepatu yang digesek-gesekkan tepat pada genitalianya. Kaget, ia langsung berbalik dan melihat pelaku bejat tersebut.


    Diselimuti amarah serta sorotan tajam dari kedua matanya yang menyiratkan sebuah tanya, "NGAPAIN KAMU, HAH?!"

berbalas sebuah frasa singkat yang terdengar menjijikkan, "Hai! Kamu pretty!"


    "AWAS KAMU, YA!"

Siswi tadi menunjuk penuh dendam namun tetap tak kuasa melaporkan pada guru atau bahkan bercerita pada teman satu geng-nya. Terlalu 'membingungkan' untuk 'dirinya' 'menerima' akan hal amoral yang sama sekali tak pernah terbersit di dalam pikirannya.


    Sejak saat itu, siswi tadi sangat menghindari pelaku pelecehan tersebut. Ia jijik karena harus melewati satu tahun pertama di sekolah impiannya di dalam kelas yang isinya ada lelaki cabul.


    Ia hanya ingin belajar bukan untuk mendapat basa-basi perkenalan berbalut pujian busuk disertai pelecehan seperti itu. MENJIJIKKAN.


    Fakta lain yang membuat siswi ini nelangsa adalah kelak saat SMA, ternyata pelaku amoral tadi mendaftar ke sekolah yang sama. Bahkan kembali sekelas selama dua tahun dengan penjurusan yang sama. Belum cukup sampai di sini, penderitaannya berlanjut karena harus satu kelompok ospek saat menjadi mahasiswa baru karena mereka mendaftar di fakultas yang sama.


    Memang tak ada lagi kelanjutan atas aksi bejatnya bahkan tiap bertemu pun ia seolah tak pernah merasa berdosa. Namun siswi tadi harus terus dibayangi peristiwa traumatis tersebut. Bertahun-tahun. DI dalam tiga jenjang sekolah.


5. "Pitbull"

    Tak ada yang salah dengan manusia yang hobi 'dog walking' karena itu mencerminkan seorang makhluk yang peduli akan makhluk lainnya.




    Ada kesalahan fatal dari seorang pecinta hewan ini, di mana ia kerap membawa anjing berjenis pitbull-nya jalan sore. Apa pasal?


    Suatu ketika, lelaki yang sudah cukup dewasa ini 'mengincar' seorang anak kelas 3 SMP untuk dijadikan pacarnya. Tentu saat itu siswi tersebut keberatan karena ia hanya tertarik di bidang pelajaran alih-alih menghabiskan waktu pacaran.


    Begitu terobsesi, lelaki tadi acapkali menelepon dan mendatangi kediaman siswi tadi. Gelagatnya sungguh membuat sang siswi tidak nyaman.


    Perbuatan bejatnya adalah ketika melalui sambungan telepon, si pelaku amoral memaksa siswi tadi untuk menirukan onomatope kecupan. Aksi lainnya, tiap bertandang ke rumah, si pelaku tadi menunjukkan gelagat tipikal lelaki hidung belang yang hendak memangsa korbannya. Kedipan mata, kontak fisik yaitu selalu berusaha menyentuh.

    Siswi tadi melapor pada Ayahnya dan lambat-laun si pelaku tak pernah menampakkan batang hidungnya lagi.


6. "Bakso Dua Puluh Ribu"

    Seorang siswi kelas 2 atau 3 SMA kelupaan untuk membayar iuran bulanan sekolah. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul empat sore, waktu di mana kegiatan belajar-mengajar bahkan kegiatan ekstrakulikuler pun sudah berakhir.




    Bergegas menuruni anak tangga, siswi tadi menuju ruang pembayaran SPP. Ternyata petugasnya masih ada, lega rasanya. Memang kondisi ruangannya nampak sedikit gelap hanya ada sedikit pantulan cahaya alami yang merangsek masuk dari balik teralis besi. Tapi hal tersebut tak menyurutkan niatnya untuk menuntaskan amanah orangtua yang sudah mencari nafkah halal untuk keperluan pendidikan anaknya.


    Begitu masuk sambil mengucap salam, ia disambut oleh seorang pria paruh baya. Menanyakan keperluan apa pada siswi tersebut, pandangan serta senyuman pria tadi cukup mencurigakan.


    Tak mau berlama-lama, siswi tadi bergegas memberikan sebuah kartu berupa tanda bukti rekap pembayaran iuran disertai beberapa lembar pecahan uang kartal. Setelah menunggu agar kartu tadi selesai diberi tanda, saat hendak keluar tiba-tiba si pria cabul ini menarik tangan siswi tersebut lalu menggenggamnya dengan keras.


    Pria tadi melancarkan aksi bejatnya dengan berkata, "Di sini dulu, ya. Jangan kemana-mana!"

Dilanjut dengan gestur bibirnya yang mengisyaratkan sebuah ajakan ciuman.

Tangan kiri siswi tadi berkait pada ujung meja sebagai satu-satunya cara bertahan dari pria tadi yang terus berusaha menariknya untuk mendekat padanya yang dengan santai duduk sambil menghisap sebatang rokok.


    Tenggorokan siswi tadi tercekat, ia tak bisa berteriak bahkan untuk membuka mulut saja ia tak berdaya. Saat itu sekujur tubuhnya gemetar hebat, ia tahu sedang dalam kondisi berbahaya namun tak punya daya upaya untuk melawan. Detak jantungnya begitu berisik sehingga tak ada lagi kemampuan untuk berpikir cerdik.


    Tak berapa lama, ia mencoba sedikit lebih tenang dan merapalkan beragam do'a di dalam hati. Seakan mendapat kekuatan, ia memberanikan diri untuk mengemis,

"Tolong, Pak. Ma'af saya mau pulang!"


    Suara lirih yang nyaris tak terdengar itu akhirnya mendapat respons, tapi berupa respons menjijikkan. Pria bejat tadi lalu menciumi punggung tangan siswi tersebut. Semakin siswi tadi memperlihatkan sorot mata berkaca-kaca yang memelas, semakin pria tadi asyik-masyuk melanjutkan aksi amoralnya.


    Siswi tadi kembali bergeming sambil terus berdo'a. Ia hanya berharap hal tersebut segera berakhir karena tak ada cara lain selain bertahan. Selebihnya ia hanya menunduk. Tak lama berselang, pria kelainan tadi memberikan gulungan uang yang harus ia genggam lalu dengan senyuman cabul menyuruhnya untuk pergi.


    Siswi tadi berlari begitu kencang dengan air mata tertahan dan nafas yang tersengal. Begitu sampai di depan gerbang sekolah, ia berpapasan dengan kedua temannya. Spontan sisiwi tadi memberikan pecahan uang dua puluh ribu yang pada masanya bernilai tinggi dan dianggap mereka sebagai bentuk traktiran untuk makan bakso komplit favorit di area sekolah sana. Kedua teman tadi menunjukkan raut muka begitu bahagia tanpa tahu bahwa uang tersebut merupakan 'hasil' dari sebuah pelecehan seksual yang baru saja menimpa dirinya.


    Di perjalanan pulang yang begitu panjang, siswi tadi masih ketakutan dan berubah menjadi begitu awas akan lingkungan sekitar. Dengan kondisi tersebut, ia harus bersusah payah untuk 'menerima' kejadian traumatis di lingkungan sekolah.

Siswi tersebut kemudian tak pernah lagi membayarkan iuran sekolah secara langsung sehingga membuat ia harus selalu menitipkan perkara ini pada temannya.


    Teman tersebut seakan menangkap sinyal ketakutan dari siswi yang dikenal ceria ini. Dengan berhati-hati, ia menanyakan perihal alasan di balik hal tersebut. Akhirnya siswi tadi berani bercerita dan betapa kagetnya ia ketika mendapati fakta bahwa ada korban lain!

Korban yang sama-sama tidak berani melapor dan ingin cepat-cepat 'bebas' dengan cara menunggu kelulusan tiba.

Sungguh menyiksa.


---


    Singkat cerita, siswi tadi sudah melanjutkan hidup. Tiba saatnya ia menikah dan hidup bersama dengan pria yang membuatnya nyaman. Sebagai pengantin baru, lumrah rasanya jika ada sebuah seremonial bernama bulan madu.


    Di sinilah kejadian traumatis tersebut seakan 'terulang'. Saat di bandara, siswi tadi hendak boarding dan menuju konter check-in untuk ikut mengantri. Begitu berhadapan dengan petugasnya, terlihat jelas di depan mata bahwa lelaki tersebut adalah teman semasa SMA. Berita buruknya, petugas tersebut merupakan ANAK dari BAPAK CABUL saat sekolah dulu.


    Tiba-tiba sekujur tubuhnya gemetar namun ada keberanian diri untuk mengonfirmasi kebenaran data tersebut.

"Hai, Mas! Ma'af, nama kamu ****** bukan alumnus SMA X?"

Dengan senyum merekah tipikal pekerja frontliner, petugas tadi mengiyakan.


    Hancur rasanya, seakan tertimpa reruntuhan dan sekitar nampak kelam. Bayangkan ketika niatnya hendak melakukan perjalanan menyenangkan bersama suami tercinta namun harus dihadapkan dengan kejadian buruk yang mengingatkan tentang masa lalu. Saat itu, siswi tadi sebisa mungkin untuk menenangkan diri bahwa ia sekarang sudah menikah, sudah terlepas dari semua. Sebenarnya ia begitu ingin bercerita meluapkan semuanya pada sang suami namun urung dilakukan dengan harapan agar mereka tetap bisa menikmati bulan madu tersebut.


7. "Night Elf Minibus"

    Kisah kali ini bercerita mengenai seorang perempuan muda yang layak disebut 'fighter'. Ia tengah menyelesaikan tugas akhir kuliah dengan kondisi telah menjadi seorang pekerja kantoran sekaligus baru menjajaki perannya sebagai seorang istri.




    Saat itu ia harus lembur dan baru akan pulang sekitar jam 9 malam. Sendirian, ia menaiki angkot untuk kemudian berhenti di sebuah gerbang tol menunggu sebuah angkutan umum bernama 'elf. Perjalanan ke rumahnya akan panjang. Namun hal ini tak menyurutkan semangatnya karena memang sudah menjadi kegiatan rutin.

    Penumpang kala itu terpantau ramai dan mayoritas berupa penumpang laki-laki. Ketika perempuan tadi melangkahkan kaki menuju kursi penumpang, tiba-tiba ada sebuah tangan yang terasa sekali sedang mengusap bagian genitalianya dari arah belakang. Sontak perempuan tadi refleks menoleh ke belakang dan mendapati sesosok pemuda berpenampilan layaknya berandalan yang tengah cekikikan bersama temannya seakan telah melakukan hal yang menyenangkan hati. 

    Mobil segera melaju cukup ngebut dan selama kurang lebih lima belas menit pertama, perempuan tadi begitu menahan amarahnya karena sadar penuh bahwa ia baru saja menjadi korban pelecehan seksual. 

Tiba-tiba pintu elf tersebut dibuka oleh pelaku pencabulan tadi dan saat itu juga terbersit di pikiran si perempuan untuk menendang atau mendorong pelaku namun si pelaku keburu minta turun.
Di tengah gelap dan sepinya jalanan tol, perempuan tadi sedikit lega karena akhirnya tidak akan melihat wajah pelaku lagi. Saat itu, dia hanya bisa terdiam karena mau melapor kepada siapa dan dia pun tidak tahu akan bagaimana nanti respons dari supir atau penumpang.

Tidak lama setelah kejadian tersebut, perempuan tadi menghindari pulang malam dan sebisa mungkin duduk di sebelah supir. Atas permintaan suami, akhirnya perempuan tadi resign dari tempat kerjanya.

***

Pelecehan seksual bisa terjadi kapan saja, di mana saja, kondisi sepi atau ramai, di tempat tertutup atau bahkan di tempat umum. Entah apa yang ada di otak pelaku yang menganggap aksi bejatnya sebagai sebuah 'self pleasure' padahal akan meninggalkan trauma yang begitu mendalam bagi korban.

Menurut aturan islam di dalam ayat quran, ada sebuah aturan yang bisa dianggap sebagai sebuah tindakan preventif dari kejahatan seksual ini yaitu:
- menutup aurat
- menundukkan pandangan
- menjaga kemaluan
Bahkan ada anjuran untuk bepergian bersama mahram alias orang terdekat yang bisa juga bertujuan sebagai sebuah perlindungan.

Untuk pengelolaan hawa nafsu berupa birahi, anak Adam diminta puasa atau ketika kebutuhan seks sudah menjadi sebuah kebutuhan (sexually active),
segeralah menikah bila mampu.

Perempuan dan laki-laki bisa saja menjadi korban.
Perempuan berbaju tertutup, atas izin Allah masih berpeluang untuk menjadi 'santapan' para predator seksual.
Perempuan dengan pakaian terbuka, bisa pula dihadapkan dengan lelaki sholih yang memang mampu mengendalikan nafsunya.
Ada beragam kemungkinan dan silakan lakukan tindakan preventif tersebut ditambah tindakan lain misalnya membawa 'pepper spray' atau 'taser'. 

Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari kejahatan makhluk-Nya dan semoga kita tidak terpedaya oleh hawa nafsu untuk menyakiti orang lain.

***

Faktanya adalah...
Ternyata ketujuh kisah di atas menimpa satu perempuan yang sama. 
Kini ia sudah menikah dan memiliki dua anak laki-laki. 
Perempuan itu adalah...


Salam,
Ambu Mande







3 komentar:

  1. Semoga Allah senantiasa melindungi kami dari kejahatan kejahatan semacam ini 😢 aaamiin...

    BalasHapus
  2. Ambu. Perempuan yang tangguh dan luar biasa

    BalasHapus
  3. Masya Allah ambu... Baru tau kejadian begini.. Huhu. Ya Allah.. Peluuuk...

    BalasHapus

Silakan santun ber-komentar!